Sabtu, 17 Maret 2012

Bagian 2 ; Menculik Tanti


Mereka yang memiliki nama jelek di masyarakat kadang memiliki kebaikan yang jauh lebih unik karena bisa saja Allah menyembunyikan orang yang dicintainya.



Beberapa hari itu aku kepikiran terus nasehat yang diberikan kakek itu. Aku coba melakukanya tapi hatiku memberontak. Aku ingin mengungkapkan semua rasa ini meskipun aku tahu hasilnya tidak memuaskan. Aku telah beberapa kali meminta bicara baik-baik kepada Tanti, namun dia menolak. Aku begitu yakin dia juga memilii perasaan yang sama – Cinta.
Hari itu sahabatku dari Riau yang bernma Robi datang ke tempatku. Robi pernah juga ikut anggota GAM(Gerakan Aceh Merdeka). Kami tumbuh besar bersama. Robi begitu mengenalku begitu pula sebaliknya. Sewaktu kami kelas 5 SD dia berangkat ke Riau dan pindah sekolah disana. Beberapa tahun sekali dia selalu berkunjung ke Jawa. Hal itulah yang membuat kami terus saling mengenal sampai kini. Ia juga pernah mengikuti beberapa tariqot di Riau dan mempelajari beberpa ilmu ghaib.
Sewaktu dia datang ke Blitar, dia bersama 2 temanya dari Riau. Dalam bincang-bincang itulah aku kepikiran untuk menculik Tanti. Sebenarnya mereka juga menawarkan jalan lain misalnya mengguakan pengasihan, dan lain-lain, tetapi aku menolak. Aku tahu betul tujuan akhir kali ini bukanlah memperistri Tanti, tetapi hanya mengungkap kebenaran diantara kami sehingga tidak ada yang menyesal kemudian. Mendengar penjelasanku akirnya mereka mengerti dan menyetujuinya. Akhirnya kami menyepakati kapan penculikn itu akan dilancarkan. Kebetulan mereka juga telah membawa 3 buah senjata laras panjang CV-147 untuk berjaga-jaga. Mereka juga segera mempersiapkan radio pengacau yang akan membuat sender dan receiver ponsel disekitar lokasi tidak berfugsi. Hal ini dilakukan agar orang-orang yang ada disekitar lokasi tidak bisa menghubungi polisi.
Akhirnya waktu yang direncanakan itu tiba. Seperti biasa Tanti keluar dari tempatnya mengajar. Ia pulang dengan naik bus seperti biasanya. Tapi ada yang tidak biasa hari itu, sebuah mobil kijang dan 2 buah sepeda motor ninja selalu mengikuti bus itu. Mendekati hutan, satu sepeda motor ninja tampak memperlambat lajunya kemudian berhenti. Tampak pengendaranya mengalihkan arah lalu lintas agar tidak melewati hutan. Sepeda motor ninja yang satunya mendahului bus dengan kecepatan tinggi untuk mngalihkan lalu lintas dari arah depan. Sementara aku dan Robi segera merapatkan mobil kijang disamping bus. Robi memberikan sebuah sebuah senjata laras panjang kepadaku sebelum menyalakan radio pengacau ponsel. Aku arahkan senjata itu ke sopir bus sambil memberi isyarat untuk berhenti. Sopir bus itu tidak menghiraukan peringatanku sehingga terpksa kami memotong jalan. Kami yang sudah mengenakan cadar dan sarung tangan waktu itu, berjalan masuk ke dalam bus sambil mengangkat senjata ke atas. Dengan tenang aku cari sosok itu –Tanti. Akhirnya aku temukan sosok itu. Beberapa saat lamayan pandangan mata kami beradu. Pandangan mata itu mengisyaratkan tanda tanya, keyakinan, dan kepercayaan. Aku raih tangan itu dan kubawa dia kedalam mobil kijang yang ada di depan bus. Beberapa orang yang menghalangi kami langsung kami sodok dengan gagang senapan. Ada yang kena telapak tanganya, pahanya, keningnya dan lengannya sampai memar.
Kami bawa Tanti dengan mobil kijang itu ke sebuah rumah ditepi hutan.
“Siapa kalian sebenarnya ? “ tanya Tanti.
“Bukankah kamu sangat mengenalku.” Jawabku singkat sambil mendudukanya di sebuah kursi di sudut ruangan.
“Mas Ilham ? kenapa harus sperti ini mas ? tanya Tanti.
“Sungguh. Aku tidak mempunyai maksud buruk” jawabku. Aku hanya ingin mendengar kejujuran darimu agar disaksikan Allah. Apakah kamu juga mencintaku atau tidak.”
“iya. Iya mas. Aku juga mencintaimu. Seperti engkaulah orang yang aku impikan menjadi pendampingku sejak kecil. Sampai tiba saat itu, aku dilamar oleh suamiku sekarang. Aku tidak mungkin menghianatinya. Pelanggaran itu berarti melanggar aturan Allah, sedangkan kita tahu syari’at. Aku hanya bisa berdo’a semoga Allah mempersatukan kita di akhirat nanti –tidak di dunia.”
Mendengar penjelasan itu aku merasa lega. Itulah penjelasan yang aku nantikan selama ini.
“satu yang aku sesalkan darimu mas” susul Tanti. Hanya untuk hal semacam ini kamu memukuli para penumpang bus tadi. Hal itulah yang membuat aku merasa bahwa kamu tidaklah seperti yang aku kenal”. Lalu tiba-tiba dia menamparku.
“InsyaAllah nanti kamu akan tahu dan meminta maaf atas tamparamu ini.” Jawabku tenang. Sesaat aku sempat melihat penyesalan dimatanya, tapi masih bercampur tanda tanya.
“Kami akan mengantarkanmu pulang setelah sholat isya’. Kita sholat berjamaah dulu.” Kataku kemudian.
Setelah sholat isya’, kami antarkan Tanti pulang. Dalam perjalanan pulang itu, tanti terus kepikiran dengan tamparannya tadi. Bagaimana seandainya ia salah menampar orang. Bagaimana seandainya Ilham dapat memberikan alasan yang tepat untuk tindakanya.
---------2 hari kemudian sewaktu perjalanan pulang dari mengajar, tanti naik bus seperti biasanya. Ia bertemu dengan orang-orang yang dipukuli Ilham waktu itu. Ternyata rata-rata mereka adalah penderita diabetes, mah, rematik dan beberapa penyakit lainya. Mereka semua bercerita bahwa penyakit mereka setelah terjadi penculikan itu mulai sembuh. Mereka yakin kesembuhan itu akibat dari memar yang ada di tubuh mereka akibat sodokan senjata waktu terjadi penculikan itu.
Tanti berpikir sejenak. “apakah ini yang belum dijelaskan mas ilham waktu itu ? yang dikatakanya akan membuat aku menyesal atas tamparanku?”. Tiba-tiba Tanti mengambil ponselnya dari dalam tas dan menulis sebuah SMS. “Mas, apa yang sebenarnya mas lakukan ?” begitulah SMS itu. Tak berapa lama ponsel itu berbunyi dan sebuah pesan baru masuk.
“kami tidak asal sodok waktu itu. Senjata yang kami gunakan waktu itu yang sering kami gunakan adalah gagangnya bukan ujungnya. Kami berdua pernah belajar pijat refleksi. Kami tahu titik-titik pada bagian tubuh yang dapat menyembuhkan penyakit. Yang kami sodok waktu itu adalah titik-titik refleksi dari penyakit yang mereka derita. Mereka tidak akan sembuh seketika, karena pijat refleksi menyembuhkan secara bertahap. Sedang dimanapun kami kami selalu ingin membantu orang lain.”
Setelah membaca SMS itu tanti menangis. Ia betul-betul menyesal atas tamparan itu sambil berkata dalam hati “semoga kamu mau memaafkanku mas Ilham. Semoga Allah mengampuniku. Semoga kita dipersatukan di akhirat nanti. Semoga di dunia engkau mendapatkan wanita yang lebih baik dariku, lebih cantik, dan lebih bisa mengerti dirimu. Tidak seperti aku. Maafkan aku mas.”
Pada saat Tanti menangis itulah kenek bus mendekat dan memberikan sebuah sapu tangan. Dalam sapu tangan itu tertuliskan 3 huruf. “IDS”.

Senin, 12 Maret 2012

Bagian 1 : Nasehat Seorang Kakek



Kalaupun toh suatu saat nanti aku menikah dengan orang lain, itu bukan berarti aku tidak mencintaimu karena cinta akan menemukan jalanya sendiri


Sudah hampir 4 tahun aku kuliah disini. Ini adalah tahun ke-4 sekaligus tahun terakhir aku dikampus ini. Itu artinya sebentar lagi aku akan meninggalkan dia sosok yang sudah mulai aku kagumi sejak awal aku disini, kampus ini –wanita impianku- , Tanti.
Jalan-jalan di kota blitar sudah beberapa bulan ini tidak diguyur hujan. Debu-debu menempel di sudut kaca dan dinding-dinding toko. Aku melaju pelan melewati jalan mastrip menuju toko baju Lubis untuk membelikan kerudung buat kenang-kenangan untuk Tanti. Di pertigaan Jl Seruni “the blues” sepeda motor tunganganku mnyerempet sebuah sepeda yang berbelok tiba-tiba. Aku berhenti menolong orang yang jatuh dari sepeda itu. Aku perhatikan dia sejenak. Seseorang berusia lanjut dengan satu kaki dan tongkat di lengan kananya. Di sepeda yang terjatuh itu aku lihat perbekalan, pakaian, dan lain-lain. Orang itu tampaknya tak punya tempat tinggal.
“kakek tidak apa-apa?” tanyaku pada kakek itu sambil membantunya berdiri.
“kakek tidak apa-apa. Tolong nak Mas bawakan ke tepi sepeda kakek itu!” jawab kakek sembari berjalan menuju tepi jalan di depan sebuah toko yang sudah tutup.
Aku bawa sepeda itu ke halaman toko yang sudah tutup itu kemudian aku duduk disamping kakek itu. Sejenak kami terdiam. Aku merasa bersalah telah menyerempet sepeda kakek itu. Apalagi dia adalah seorang yang cacat.
“Nak Mas sebenarnya mau kemana ?” tanya kakek itu
“Mau ke toko sebelah barat itu kek, mau membelikan kerudung untuk seseorang. Sebentar lagi kan kami akan berpisah, yah hitung-hitung untuk kenang-kenangan kek,!”
“Nak Mas jangan bermimpi terlalu jauh. Kamu tahu syari’at. Kamu tahu hukum Allah.maka kamu jangn melanggarnya nak Mas. Hidup ini jauh akan lebih baik jika kita hidup dalam kenyataan meskipun kenyataan itu amat sederhana dan bahkan mungkin pahit. Orang yang banyak berandai-andai kesanya tidak menerima takdir Allah. Kalau boleh kakek tahu siapa gadis impian nak Mas sebenarnya ? barangkali kakek bisa memberikan pendapat.”
“jujur ya kek, saya bercerita karena saya merasa ada pikiran yang arif dan bijak pada diri kakek, yang tentunya telah mendapat pengalaman yang luar biasa dari hidup ini. Namanya Tanti, ia sudah menikah dan punya 2 orang anak. Sejak perasaan ini muncul saya sudah putuskan bahwa tujuan akhir saya bukanlah merebut, merusak rumah tangga orang lain. Kalau soal itu saya tahu jelas hukumya secara syari’at. Saya hanya ingin mengungkapkan kejujuran dari dalam hati saya diujung pertemuan kami ini. Saya tidak ingin suatu saat saya mneyesal. Barang kali saja kami nanti berjodoh. kalaupun toh tidak setidaknya suatu saat nanti saya bisa membahagiakanya membalas kebaikanya kalaupun bukan untuk dia mungkin bisa untuk keluarganya.” Ujarku pelan.
“Nak Mas, kakek mengerti. Tapi sebaiknya perasaan itu tidak diucapkan karena akibatnya bisa buruk untuk banyak orang, apalagi untuk Nak Mas sendiri. Memang berat. Tapi tu yang terbaik Nak Mas. Yakinlah itu.” Jawab kakek.
Tidak ada yang bisa kuucapkan beberapa menit itu. Perasaanku agak sedih meskipun itu hanya sebuah nasehat. Aku teringat banyak kenangan kami yang sebentar lagi harus dilupakan, dan ditingglkan jauh-jauh. Mendadak langit yang sudah mendung itu meneteskan air hujan rintik-rintik. Seperti memberikan air mata kesedihannya.

Sabtu, 05 November 2011

Do'a


Engkau berdo’a
“Gusti, berilah aku kemenangan, kekayaan, dan kecerdasan, ...
Pernahkah kau bertanya makna Do’amu ?
Bukankah do’amu itu menyengsarakan orang lain
Sadarkah engkau ?
Do’amu itu sama dengan mendo’akan keburukan bagi orang lain
Meminta agar saingamu itu kalah, miskin dan menjadi orang yang bodoh,...
Padahal diantara mereka adalah sudara islammu,
Yang lebih taat ibadahnya dan lebih dicintai gustimu,..
Pernahkah kau memikirkan do,amu ?
Atau engkau hanya seperti orang mengigau,
Kecewa, ketika terbangun dari mimpinya
Merasa dirinya diujung langit
Padahal ia ada didasar sumur yang dalam,
Begitu sadar ia menangis,
Dan meminta Ampun pada Gustinya,
“Gusti, berikanlah apa yang akan engkau berikan kepadaku,...”
Lalu Gustinya menjawab “akan kuberikan kepadamu kefakiran, apakah kamu mau menerimanya ?”
Lalu ia menjawab “aku terima semua pemberianmu dengan hati lapang dan suka rela”
Lalu Gustinya menjawab” Ku berikan engkau kefakiran akan pemberianku, dan kekayaan diantara hamba-hambaku”
Kemudian jadilah ia Orang yang kaya, kaya hati, kaya ilmu ma’rifat, dan memiliki derajat yang tinggi disisi Tuhanya, ...


Senin, 24 Oktober 2011, 09;16;10;pm
Muh Khotib afandi/Ilham Devan Muttaqin

Kesedihan di Ujung Senja


Aku tak pernah tahu, kapan penantian ini akan berakhir,
Dan akan berakhir seperti apa ?
Aku juga tak yakin jika didepan sana ada bidadari yang menyambutku,
Aku cemas Gusti,
Aku merasa tak pantas Gusti,
Ketika semuanya membelakangiku, aku melirikMu...
Tapi disana terpampang dosa dan kesalahanku,
Sehingga aku tak berani menatap wajahmu...
Seperti apakah akhir semua ini ?
Dan setulus apakah engkau mencintaiku Gusti ?
Apakah karena semua ibadah dan amal baik ?
Tidak kan Gusti ?
Bukankah bromocorah, penjahat, perampok itu juga hambamu ?
Adakah diantara mereka yang engkau cintai ?
Aku masih berharap engkau mencintaiku tulus, dan membukakan maafMu untukku, tidak seperti mereka......


24 Oktober 2011 20;34;45;pm
Muh Khotib Afandi/Ilham Devan Muttaqin

Senin, 24 Oktober 2011

Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden di 2004 dengan mengusung agenda "Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis", mengungguli Presiden Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20 Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik beliau menjadi Presiden.


Pada tanggal 20 Oktober 2009, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono kembali di lantik sebagai Presiden RI untuk periode 2009-2014, setelah bersama pasangannya Prof. Dr. Boediono memenangkan Pemilihan Umum Presiden pada 8 Juli 2009 dalam satu putaran langsung dengan memperoleh 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.


Presiden SBY, seperti banyak rakyat memanggilnya, lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian.. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.


Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jenderal TNI pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad dimana pernah pula menjadi dosen, serta Command and General Staff College di Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi komandan pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi maupun markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI.


Selain di dalam negeri, beliau juga bertugas pada misi-misi luar negeri, seperti ketika menjadi Chief Military Observer United Nations Peace Keeping Operations (CMO UNPKO) dan Komandan Kontingen Indonesia di Bosnia Herzegovina pada 1995-1996.


Setelah mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, beliau mengalami percepatan masa pensiun maju 5 tahun ketika menjabat Menteri di tahun 2000. Atas pengabdiannya, beliau menerima 24 tanda kehormatan dan bintang jasa, diantaranya Satya Lencana PBB UNPKF, Bintang Dharma dan Bintang Maha Putra Adipurna. Atas jasa-jasanya yang melebihi panggilan tugas, beliau menerima bintang jasa tertinggi di Indonesia, Bintang Republik Indonesia Adipurna.


Sebelum dipilih rakyat dalam pemilihan presiden langsung, Presiden Yudhoyono melaksanakan banyak tugas-tugas pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Pertambangan dan Energi serta Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan pada Kabinet Persatuan Nasional di jaman Presiden Abdurrahman Wahid. Beliau juga bertugas sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet Gotong-Royong di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada saat bertugas sebagai Menteri Koordinator inilah beliau dikenal luas di dunia internasional karena memimpin upaya-upaya Indonesia memerangi terorisme.


Presiden Yudhoyono juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil. Beliau pernah menjabat sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership for the Governance Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi internasional untuk meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia. Beliau adalah juga Ketua Dewan Pembina di Brighten Institute, sebuah lembaga kajian tentang teori dan praktik kebijakan pembangunan nasional.


Pada beberapa tahun terakhir, Presiden Yudhoyono juga berperan aktif dalam berbagai forum internasional, termasuk dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup. Sejak pelaksanaan Konferensi Bali mengenai Perubahan Iklim di tahun 2007, yang menghasilkan Bali Road Map, hingga pertemuan sejenis di Kopenhagen yang menghasilkan Copenhagen Accord,Presiden Yudhoyono selalu memberikan kontribusi nyata. Presiden Yudhoyono juga memprakarsai terbentuknya Coral Triangle Initiative,yang merupakan upaya kerjasama antara Indonesia, Malaysia, Philipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Timor Leste dan Brunei Darussalam, dalam melindungi keanekaragaman sumber daya hayati lautan di wilayah ini, serta terbentuknya Forest - 11 (F-11), kelompok negara-negara pemilik hutan tropis di dunia. Atas berbagai upaya tersebut, pada pembukaan The 11th Special Session of The Governing Council/Global Ministerial Enviromental Forum pada bulan Februari 2010 lalu di Bali, Presiden Yudhoyono mendapatkan penghargaan UNEP Award Leadership in Marine and Ocean Management.


Presiden Yudhoyono adalah seorang penggemar baca dengan koleksi belasan ribu buku, dan telah menulis sejumlah buku dan artikel seperti: Transforming Indonesia: Selected International Speeches (2005), Peace deal with Aceh is just a beginning (2005), The Making of a Hero (2005), Revitalization of the Indonesian Economy: Business, Politics and Good Governance (2002), dan Coping with the Crisis - Securing the Reform (1999). Ada pula Taman Kehidupan, sebuah antologi yang ditulisnya pada 2004. Presiden Yudhoyono adalah penutur fasih bahasa Inggris.


Presiden Yudhoyono adalah seorang Muslim yang taat. Beliau menikah dengan Ibu Ani Herrawati dan mereka dikaruniai dengan dua anak lelaki. Pertama, Kapten Inf Agus Harimurti Yudhoyono, lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000 dan telah menyelesaikan Program Master di bidang Strategic Studies di IDSS, Nanyang Technological University, Singapura. Pada akhir bulan mei 2010 yang bersangkutan juga telah menyelesaikan Program Master di bidang Public Policy di Kennedy School of Goverment, Harvard University, Amerika Serikat. Telah menikah dengan Annisa Larasati Pohan, dan dikaruniai seorang putri, Almira Tunggadewi Yudhoyono.


Kedua, Edie Baskoro Yudhoyono, lulusan bachelor of Commerce Finance dan Electronic Commerce dari Curtin University of Technology,Perth, Western Australia, serta lulusan Program Master bidang International Political Economy di S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (NTU) Singapura. Saat ini aktif sebagai anggota DPR RI dan sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Muh Khotib Afandi | Alamat Karangsono Rt 05/02 - Kanigoro Blitar | Jawa Timur, Indonesia